Wanita yang Bicara Dengan Al-Qur’an

(RM Edisi 12 Th I Ramadhan 1428/September 2007 M I Hal. 69-70)

ALKISAH, seorang wanita tua berkebangsaan Arab duduk dibawah pohon ditepi jalan yang dilalui oleh orang-orang yang sedang melaksanakan ibadah haji. Wanita itu biasa tidak mau bercakap-cakap kecuali ungkapan-ungkapan ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan kata lain, membiasakan ucapan-ucapannya berdasarkan pada Al-Qur’an Karim. Kemudian, wanita tua itu didatangi oleh Abdullah bin Mubarak yang sedang dalam perjalanan pelaksanaan haji dan hendak berziarah ke kuburan Nabi Saw. “Assalamu’alaikum warahmatullah,” ucap Abdullah bin Mubarak. “Salamun qaulan min rabbi rahim,” sahut wanita itu dengan menyitir kalam Alloh yang termaktub dalam surat Yasin ayat 58 yang artinya : Salam sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

Abdullah kemudian bertanya lagi, “Perempuan tua, apa yang sedang anda perbuat disini?” dia menjawab, “Siapa yang disesatkan Alloh, maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk.” (Maksudnya, ia tersesat jalan). Ketika ditanya kemana tujuannya, ia menjawab dengan ayat. “Maha suci Alloh yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.”

“Sudah berapa hari anda tinggal ditempat ini?” Tanya Abdullah selanjutnya. Tsalatsalayaalin sawiyyah (tiga malam),” ujarnya.

“Mana bekalmu?”, Tanya Abdullah.
“Alloh yang memberiku makan dan minum,” jawabnya.

“Mana air wudhumu?”
“Jika kamu tidak mendapat air, maka tayamumlah dengan debu yang baik, “jawabnya mengutip ayat tentang tayamum”.

“Ini makanan bekalku, makanlah!” kata Abdullah menawari. Wanita tua itu menolak seraya membaca ayat :

“Kemudian sempurnakanlah puasa sampai malam dating.”

“Lho ini bukan bulan ramadhan kan?” ujar Abdullah heran.

“Dan barang siapa mengerjakan suatu kebaikan dengan ketulusan hati (mengerjakan amalan-amalan sunat), maka sesungguhnya Alloh Maha Mensyukuri (memberi pahala) kebaikan lagi Maha Mengetahui.” Sahut wanita tua itu.

“Dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,” lanjutnya.

“Bercakap-cakaplahlah seperti saya bercakap-cakap, hai wanita tua.”

“Tidak ada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir,” jawabnya.

Ia menjawab dengan ayat 36 surat Al-Isra, katanya, “Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungan jawab.”

“Maaf, saya telah melakukan,” ujar Abdullah. Langsung wanita itu menyahut, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu. Mudah-mudahan Allah mengampuni kamu.”

“Apakah anda akan menyusuli Khalifah dengan naik ontaku?”

“Kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, pasti diketahui oleh Alloh.”

Abdullah kemudia menderumkan ontanya lalu berkata. “Silahkan naik diatas kendaraanku ini.” Wanita itu menolak dengan mengucapkan firman Alloh, “Katakanlah kepada pria-pria mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangannya. “Lalu membaca ayat : “Maha suci Alloh yang telah menundukkan (menjinakan) semua ini (binatang) untuk kami, padahal kamu sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan, sungguh kami akan kembali kepada Tuhan kami.”

Ketika Abdullah memegang kekang ontanya hendak berangkat, wanita tua itu berkata dengan agak keras, “Sederahanakanlah kamu dalam berjalan dan lirihkanlah suaramu.”

Ketika Abdullah berangkat melangkahkan kaki ontanya sembari bernyanyi-nyanyi ria, wanita itu berkata, “Bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-Qur’an.”

“Wahai wanita,” kata Abdullah kemudian, “Apakah anda masih punya suami?” Dijawab dengan ayat : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu.”

Ketika bertemu dengan satu khalifah, Abdullah bertanya kepada wanita tua itu, katanya, “Apakah di dalam kelompok khalifah itu terdapat anak atau kerabatmu?” peranyaan ini dijawab dengan ayat : “Harta benda dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.’

“Apakah yang dikerjakan anak-anakmu pada khalifah itu?”

“Dan (Dia diciptakan) tanda-tanda (petunjuk jalan). Dan, dengan bintang-bintang itulah mereka diberi petunjuk, “jawabnya. Maksudnya, anak-anaknya sebagai petunjuk jalan didalam khalifah itu. Kemudian, ketika ditanya mengenai nama anak-anaknya, dia membaca ayat : “Dan Allah menjadikan Ibrahim sebagai kesayangannya.”

“Dan Alloh telah berbicara kepada Musa secara langsung.”

“Hai Yahya, peganglah kitab ini dengan kuat.” Abdullah lantas berteriak memanggil nama-nama itu dan langsung mereka menyahut dan serentak dating. Lalu wanita itu berkata. “Maka suruhlah seorang diantara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu itu. Hendaklah disana dia melihat/mencari mana makanan yang paling baik dan membawa makanan itu kepada kamu.”

Ketika anak-anaknya itu dating membawa makanan, wanita itu berkata kepada Abdullah bin Mubarak, “Makanlah, dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.”

Sampai akhir kisah dialog menarik ini, dikatakanlah oleh anak-anaknya bahwa sudah empat puluh tahun Ibunya membiasakan bercakap-cakap dengan kalimat Al-Qur’anul Karim.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2010 ASSTa | Designed by Mat MUN_D | Template by Templatemo.Com

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.