Para ahli hisap –sebutan bagi para perokok- adalah penyumbang terbesar bagi kerajaan bisnis manusia super kaya di Indonesia. Daftar 150 orang terkaya yang diliris majalah Globe Asia edisi Agustus 2007, menyebutkan produsen racun nikotin, yang bos tembakau dan perusahaan rokok adalah pewaris Namrud Indonesia.
Raja tembakau Indonesia, Budi Hartono (bos Djarum) dan Rachman Halim (bos Gudang Garam), menempati posisi pertama dan kedua, manusia terkaya. Dalam daftar yang dirilis 30 Juli 2007, Budi Hartono (66), meraih gelar orang terkaya di Indonesia karena memiliki kekayaan USD 4,2 Miliar (Rp 37, 8 Triliun). Selain menambang uang dari berjualan rokok, kantong pengusaha yang merintis usaha dari kudus, Jawa Tengah itu, semakin tebal dengan setoran keuntungan dari BCA, bank ritel terbesar terbesar, dan berbagai aset property.
Sedangkan Rachman Halim (60), bos Gudang Garam termasuk orang yang tak pernah absen dalam setiap daftar tentang orang terkaya di Indonesia. Untuk kelas dunia, dia berada di posisi kedua dengan kekayaan USD 3,5 miliar (Rp. 31,5 triliun).
Satu lagi pengusaha yang dibesarkan oleh bisnis rokok, Putera Sampoerna, berada di urutan kelima dengan kekayaan USD 2,2 miliar (sekitar Rp. 19,8 triliun). Selain dari penjualan saham HMSP ke PT Philip Morris Indonesia yang mencapai Rp. 18,5 triliun, pundi-pundi Putera makin menggunung dengan kesuksesannya merambah bisnis property di Rusia dan kasino di London.
Executive Chairman of Globe Asia, Rizal Ramli menyatakan, jika digabungkan kekayaan tiga raja tembakau tersebut mencapai USD 10 miliar (Rp. 90 triliun). Jumlah itu hamper 25 persen dari total kekayaan yang dimiliki 150 orang terkaya Indonesia yang masuk daftar dengan nilai USD 46,6 miliar (Rp. 419,4 triliun).
Beberapa pengusaha kawakan yang masih bertahan adalah Soedono Salim (92) menempati peringkat keempat dengan kekayaan USD 2,8 miliar (Rp. 25,2 triliun). Eka Tjipta, bos Group Sinar Mas, memiliki harta senilai USD 3,1 miliar (Rp. 27,9 triliun) dan berada di posisi ketiga.
Sukanto Tanoto dari Raja Garuda Mas yang bergerak di bidang industry pulpen dan kertas serta kelapa sawit memiliki kekayaan USD 1,3 miliar (Rp. 11,7 triliun). Disusul bos Wings Group, Eddy William Katuari yang memiliki kekayaan USD 1,1 miliar dari bisnis consumer goods dan propertinya.
Sementara Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Aburizal Bakrie menempati urutan kedelapan orang terkaya se-Indonesia. Dengan kekayaan mencapai USD 1 miliar (Rp. 9 triliun). Disusul bos Medco Energy, Arifin Panigoro, USD 900 juta dan Harry Tanoesoedibyo menempati posisi kesepuluh dengan kekayaan USD 900 juta.
Tokoh lain yang masuh dalam daftar orang terkaya adalah Chaerul Tanjung, bos Para Group yang bergerak di sector perbankan dan media, dia menempati posisi kelima belas dengan kekayaan USD 565 juta. Raja Jogjakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menempati urutan ke-77 dengan kekayaan USD 140 juta.
Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga dikenal sebagai pengusaha tercatat memiliki kekayaan USD 125 juta dan menempati posisi 84, disusul Pontjo Sutowo dengan kekayaan USD 125 juta.
Rizal yang pernah menjabat menteri keuangan dan mantan menteri coordinator perekonomian itu menjelaskan, pemeringkatan yang dilakukan Globe Asia didasarkan kepemilikan saham oleh masing-masing individu, baik di perusahaan publik (yang tercatat di bursa saham) maupun yang tidak (nonpublik).
“Dari daftar ini kita juga bias tahu sector rokok dan komoditas sumber daya alam masih sangat berpotensi dalam bisnis di Indonesia,” jelas Rizal.
Memperkaya Pengusaha
Sebagaimana pernah dikutip mantan Menteri Kesehatan dr. Achmad Sujudi, mengutip WHO tahun 2004, tingkat konsumsi rokok di Indonesia menempati urutan tertinggi kelima atau termasuk lima besar dunia.
Pada tahun 2002 saja, konsumsi rokok di Indonesia ini tercatat mencapai jumlah 182 miliar batang. Sementara itu, berdasarkan data World Health Organization (WHO), urutan pertama konsumsi rokok ditempati China sebanyak 328 miliar batang, dan Rusia sebanyak 258 miliar batang.
“Berdasarkan data Susenas, lebih dari 30 persen penduduk dewasa mempunyai kebiasaan merokok,“ ujar mantan Menkes itu saat menghadiri peringatan ”hari tanpa tembakau sedunia” di Gedung Depkes, Jakarta. Menurut data, dari total populasi pria Indonesia, sebanyak 69% adalah merokok.
Artinya lebih dari separuh lelaki yang ada di Indonesia ini tiap hari memasukan bahan racun kedalam paru-parunya dan menjadi penyumbang terbesar orang superkaya Indonesia. Yang sebagian hartanya banyak dilarikan ke Negara kafir Singapura.
0 komentar:
Posting Komentar